March 2020

MOTIVATION

True motivation was created for you to reaching your dream, your love, to conquer your fear, your weakness and to bring a new perception that we can upside down the worlds by our new spirit - our new purpose of life.

Adsense

Wednesday, March 11, 2020

Produktifias Kerja


Sebagai seorang pekerja, kita tentunya sudah tahu Rumus Produktifitas. Produk yang kita hasilkan diukur dengan Berapa banyak biaya yang kita keluarkan. Jika seorang pekerja ditargetkan oleh perusahaan untuk menghasilkan 2 produk per hari maka kita sebut produktifitas kerjanya adalah satu, selanjutnya apabila seseorang mengerjakan 3 produk perhari dengan rumus yang digunakan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pekerja tersebut adalah pekerja yang produktif (atau mengerjakan lebih banyak dari yang di harapkan oleh suatu perusahaan).

Banyak hal yang mempengaruhi produktifitas kerja, Beberapa diantaranya adalah ketersediaan alat kerja, Prosedur kerja, Waktu Kerja, Jumlah dan kemampuan tenaga kerja, Lingkungan kerja dan banyak lagi hal-hal yang mempengaruhinya.
1. Alat Kerja
Alat kerja ibarat Perlengkapan Perang, Tidak ada kemenangan dihasilkan dari sebuah tameng, yang kita butuhkan adalah Pedang dan Tombak (Power Tools) 
2. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja ibarat kompas ditengah lautan, Permasalahan seringkali terjadi karena cara pandang, karena ego masing-masing, dan seringkali diselesaikan dengan kompas kerja. Permintaan seseorang kadangkala tidak masuk akal karena sifat manusia adalah mengharapkan kualitas yang bagus dengan harga yang murah. Jika kita melakukan pekerjaan yang melebihi dari standard kerja kita maka kita layak dibayar lebih. Ingatlah untuk setiap pekerjaan yang kita lakukan ada biaya yang di keluarkan oleh perusahaan. 
3. Waktu Kerja
Seringkali pemimpin tidak dapat melihat masalah yang sebenarnya terjadi didalam suatu perusahaan. Mereka terus menuntut pekerja untuk menghasilkan kuantitas produk harian dengan menghamburkan uang perusahaan. Perbaiki budaya kerja, efektifitas pekerjaan, lingkungan kerja serta orang yang tepat untuk mengerjakan pekerjaan.
4. Kemampuan dan Jumlah Tenaga Kerja
Jika ikan di test memanjat maka yang menang adalah monyet! Berhenti untuk menaruh orang yang salah dalam organisasi Perusahaan kita. Lakukan assesment berkala untuk mengetahui sudah sejauh mana karyawan tingkat kepuasan karyawan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut, 

Contoh kasus yang terjadi di perusahaan saya, sewaktu saya bekerja sebagai seorang HRD di perusahaan asing.

Bau Busuk diketiak seseorang pekerja dapat kita cium dan kita rasakan, tetapi bagaimana cara kita menghilangkan bau tersebut adalah hal yang sangat diluar dugaan!!!

Saya di Hire untuk melakukan perekrutan tenaga kerja ahli yang ada di kota tersebut, Jumlah calon tenaga kerja yang ditargetkan kepada saya sungguh tidak masuk akal dalam merealisasikannya. Tetapi karena saya adalah karyawan baru, dan saya melakukan pekerjaan saya berdasarkan penyesuaian budaya kerja yang ada di tim tersebut.
Beberapa benturan kerap terjadi disana, dan sebagai bagian dari SDM kami sangat boros dalam menghabiskan uang perusahaan demi tercapainya penyelesaian proyek tepat waktu sesuai dengan permintaan dari para manager konstruksi atau pelaksana.

Kami mampu menyelesaikan target yang diberikan tepat waktu, tetapi tidak mampu juga membuat lebih cepat progress dari proyek tersebut dikarenakan adanya beberapa hambatan yang sudah saya sebutkan diatas,
Sebuah proses kerja dan organisasi yang rumit, dimana semuanya bertumpuk jadi satu sehingga menjadi PR baru bagi management yang sudah tua tersebut. Management tidak dapat melihat masalah sebenarnya, mereka melihat dalam botol kaca yang terbalik. Masalah yang besar tidak bisa dilihat dalam perspektif yang sempit.
Planning kerja menjadi tantangan yang lebih komplek dimana dalam sebulan jumlah kebutuhan tenaga kerja direvisi beberapa kali, dan hal ini tampaknya dipicu oleh kinerja manager konstruksi yang ditekan oleh permintaan client tentang jadwal proyek yang sudah semakin dekat.
Seandainya saja para pemangku jabatan tidak serta merta mempercayai masukan dari mereka yang menyalahkan kinerja suatu department yang buruk, mungkin kita mampu menyelamatkan ribuan bahkan jutaan dolar. Perlu diketahui bahwa isu yang muncul dari manager tidak timbul dan merayap dari bawah. Isu tersebut dibuat oleh mereka yang mengerjakan pekerjaannya diatas laporan kertas tanpa melihat kondisi yang nyata di proyek tersebut.
Isu yang tidak tepat membuat permasalahan dan penyelesaian masalah menjadi berbulan-bulan lamanya, isu tersebut seharusnya muncul dari karyawan ke atasan, dari foreman ke supervisor, dan dari supervisor ke superintendent.
Masalah seharusnya terselesaikan jika saja semua atasan mengetahui tugas dan fungsinya, bukan lantaran takut dan berdiam diri mempertahankan kursi jabatannya.
Bau ketiak seharusnya bisa langsung dihilangkan jika saja kita jujur dan penuh kasih dalam menceritakan permasalahan yang sebenarnya, memang sakit rasanya tetapi itu merupakan sesuatu yang harus kita lakukan. ya, melakukan sesuatu dengan benar, sejak awal dan setiap saat.