2017

MOTIVATION

True motivation was created for you to reaching your dream, your love, to conquer your fear, your weakness and to bring a new perception that we can upside down the worlds by our new spirit - our new purpose of life.

Adsense

Thursday, November 9, 2017

Pria dan Keledainya

Alkisah ada seorang pria dan anak laki-lakinya pergi ke pasar dengan membawa keledai mereka. Saat berjalan di pinggir jalan, mereka berpapasan dengan seorang warga desa. Orang itu berkata, "Payah sekali, buat apa bawa keledai kalau tidak dinaiki?"

Setelah itu, pria pemilik keledai menaikkan anaknya ke atas keledai dan mereka meneruskan perjalanan. Tapi sesaat kemudian, mereka kembali berpas-pasan dengan sekelompok pria. Salah satu dari mereka berkata, "Lihat anak malas itu. Ayahnya dibiarkan berjalan sedang dia sendiri naik di atas keledai."

Kemudian, pria itu menyuruh anaknya turun dan dia sendiri naik ke atas keledai. Tetapi, mereka belum berjalan jauh ketika mereka bertemu dengan dua wanita. Salah satu dari wanita itu berkata pada temannya, "Tak tahu malu orang udik itu. Masa anak kecilnya dibiarkan berjalan."

Mendengar omongan wanita itu, pria pemilik keledai itu menjadi bingung. Akhirnya, pria itu mengangkat anaknya untuk duduk di atas keledai. Ketika mereka tiba di kota, orang-orang yang lewat mencemooh dan menunjuk ke arah mereka. Pria pemilik keledai berhenti dan bertanya apa yang mereka olokan. Orang-orang itu berkata, "Tidakkah kau malu membebani keledai malangmu itu dengan kalian berdua?"

Pria itu dan anaknya turun dari keledai dan berusaha keras mencari jalan keluar. Mereka terus berpikir, hingga akhirnya mereka memotong sebatang galah. Kaki-kaki keledai itu diikatkan pada galah. Pria itu dan anaknya mengangkat keledai itu dengan batang galah itu dan memanggulnya. Mereka terus berjalan di tengah tertawaan banyak orang yang berpas-pasan dengan mereka hingga akhirnya mereka tiba di sungai dekat pasar. Saat itu karena salah satu kaki keledai itu lepas dari ikatan, si keledai menendang dan menyebabkan anak laki-laki itu menjatuhkan pegangannya pada galah. Sambil meronta-ronta, akhirnya keledai itu terjatuh ke sungai dengan kaki depannya masih dalam keadaan terikat. Keledai itu pun tenggelam.

Kisah ilustrasi di atas, mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu dan tidak bisa menyenangkan semua orang. Jika kita tidak punya pendirian yang benar dan konsisten seperti pria pemilik keledai tadi, kita akan mudah terombang-ambing oleh perkataan dan cemoohan orang lain. Padahal belum tentu apa yang dikatakan atau dicemoohkan orang lain tentang diri kita, tidak benar adanya.

Karena itu, berhentilah untuk berusaha menyenangkan hati dan perasaan orang lain karena perbuatan ini akan sia-sia dan kita sendirilah yang akan menderita pada akhirnya. Jika kita meyakini betul bahwa tindakan kita itu benar, tidak merugikan sesama, dan tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat, abaikan saja apa yang dikatakan orang lain!

Setiap Potensi Perlu Pengasahan

Artikel ini berisi cara tentang bagaimana menjadi pribadi yang berguna bagi sesama dan dapat memaksimalkan potensi dan bakat yang ada di dalam diri.
Suatu hari di beranda sebuah rumah, tepatnya di rak sepatu yang terisi dengan beberapa pasang sepatu terjadilah ribut-ribut antara dua pasang sepatu. Sepasang sepatu yang pertama disebut dengan Sepatu A dan sepatu yang kedua disebut dengan Sepatu B.
Saat itu, sepatu A baru saja dipakai untuk jalan-jalan oleh tuannya. Keadaan sepatu A sudah kotor dan jahitan sepatunya sudah sedikit terbuka. Sedangkan sepatu B masih bersih dan kinclong karena memang sepatu B ini hampir tidak pernah dipakai oleh tuannya.
"Yah, kasihan sekali kamu A, hampir tiap hari dipakai oleh tuan. Kayak aku dong, hidup santai - santai aja dan selalu bisa beristirahat di rak," kata Sepatu B meledek Sepatu A.
"Lho?! Dasar kamu ini, lebih baik aku dipakai terus daripada nganggur kayak kamu," sahut si Sepatu A membalas.
"Lihat, gara-gara dipakai terus badan kamu sudah mulai terlihat tidak indah lagi. Kamu pasti iri sama badanku yang masih mulus ini," kata Sepatu B yang masih ngotot.

"Lebih baik aku rusak, hancur karena terpakai dan bermanfaat bagi manusia dibandingkan aku harus rusak karena hancur sendiri di sebuah rak sepatu karena terkena proses alami menjadi debu. Aku tidak mau hancur sia-sia seperti itu!"
"Apa maksudmu?!," Sepatu B mulai marah.
"Kita adalah sepatu. Apabila tidak dipakai, maka akan menjadi rapuh dan hancur. Jadi tidak seharusnya kamu merasa santai dan senang karena tidak pernah dipakai. Harusnya kamu was-was, karena potensi dan bakatmu untuk melindungi kaki manusia tidak terpakai."

Sepatu B pun termenung dan tidak dapat berkomentar lagi. Ia memikirkan bagaimana nasibnya sekarang.
"Sekarang kita lihat, aku mungkin sudah mulai tidak indah. Kotor dan jahitan sudah mulai lepas. Tapi aku akan bertahan lebih lama darimu, karena aku sudah sering terlatih untuk menjadi lentur dan kuat. Aku terbiasa dalam segala keadaan. Makanya aku menjadi sepatu yang kuat walaupun tidak nampak begitu indah dari luar," Sepatu A kembali menjelaskan.
"Maafkan aku ya A, karena telah mengejekmu. Aku harap dapat bermanfaat di hari depan. Terima kasih ya telah menyadarkanku," jawab Sepatu B yang telah sadar.

Teman-teman, cerita tadi sebenarnya dapat kita gambarkan sebagai cerita tentang diri kita masing-masing. Sepatu B itu kita, dan Sepatu A adalah orangtua / guru / teman kita yang sering kali mengingatkan kita.

Kita dapat belajar dari cerita tadi bahwa kita terlahir sebagai manusia adalah itu adalah suatu KARUNIA YANG BAIK. Karena di dunia manusia inilah kita dapat sebanyak-banyaknya menanam bibit kebajikan dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebagai manusia, kita semua memiliki potensi dan bakat masing-masing, tapi sering kali kita sia-siakan begitu saja dan tidak mau mengasahnya. Kita itu sering kali hanya mau ENAK-ENAKAN dan tidak mau merasakan PAHIT terlebih dahulu. Padahal hal itulah yg memperkuat mental kita.

Potensi dan bakat itu harus diasah dan dipakai. Apabila tidak, akan terbuang sia-sia begitu saja. Janganlah hanya berdiam diri, tapi galilah potensi dan bakat yang ada di dalam diri kita. Walaupun itu harus terluka dan gagal. Itu akan menjadi modal kita untuk sukses dan bermanfaat bagi orang lain.

Intinya adalah jangan takut untuk menggali potensi dan bakat kita. Asah dan gunakan baik-baik agar tidak menjadi sia-sia dan hilang begitu saja.

Dari cerita di atas juga kita belajar dari sikap Sepatu A, yaitu bijaksana. Sudahkah kita bijaksana hari ini? Sepatu A menanggapi ledekan Sepatu B dengan sikap tenang tanpa menggunakan nada tinggi. Begitulah harusnya manusia yang bijak menanggapi segala sesuatu dengan tenang dan kepala dingin.
Begitu juga dengan Sepatu A yang mau mengingatkan Sepatu B. Itulah fungsi manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Yaitu saling mengingatkan kepada teman untuk tetap berada di rel dan jalur yang benar.

Wednesday, November 8, 2017

Petani dan Kudanya

Pada suatu hari, ada seorang petani yang memiliki seekor kuda. Kuda ini lah yang setiap hari membantu sang petani mencari nafkah untuk keluarganya. Namun pada suatu hari, kuda ini pergi dan meninggalkan si petani.
Para tetangga mendengar apa yang telah terjadi, sehingga mereka datang kepada sang petani, “Ya ampun… Kami mendengar apa yang telah terjadi. Kudamu yang biasa membantumu mencari nafkah telah melarikan diri. Ini sangatlah BURUK.”
Petani ini melihat mereka dan berkata, “Hmmm… Mungkin.”

Pada keesokan harinya, kuda ini kembali kepada sang petani. Tetapi dia tidak pulang sendirian; dia membawa tiga kuda liar bersamanya.
Para tetangga datang kepada sang petani, “Luar biasa sekali, kudamu pulang! Bahkan dia tidak pulang sendirian, dia membawa tiga kuda baru. Kini kamu memiliki empat ekor kuda. Ini sangatlah BAIK.”
Petani ini melihat mereka dan berkata, “Hmmm… Mungkin.”

Keesokan paginya, anak dari sang petani mencoba untuk menunggangi salah satu kuda baru tersebut. Namun, kuda ini tidak mau diatur; dia berlari-larian tidak terkendali hingga anak sang petani terlempar dengan begitu keras—menyebabkan kakinya patah.
Para tetangga datang dan mengatakan, “Ya ampun… Dasar kuda bodoh! Kaki anakmu menjadi patah seperti ini. Ini sangatlah BURUK.”
Petani ini melihat mereka dan berkata, “Hmmm… Mungkin.”

Beberapa hari setelah itu, tentara negara datang ke kampung ini. Mereka mengumpulkan satu anak laki-laki dari setiap keluarga untuk ikut berperang membela negara. Ketika mereka melihat anak sang petani, mereka mengatakan: “Kita tidak bisa menggunakannya untuk perang, dia bahkan tidak bisa berjalan.” Akhirnya anak sang petani dibiarkan tinggal di rumah dan tidak perlu ikut berperang.
Para tetangga bergegas datang ke sang petani, “Kamu sangatlah beruntung! Anakmu tidak perlu ikut berperang, sedangkan anak-anak kami semuanya harus ikut berperang. Betapa beruntungnya dirimu, ini sangatlah BAIK.”
Petani ini melihat kepada mereka sekali lagi dan berkata, “Hmmm… Mungkin.”
Teman-teman, sangatlah mudah bagi kita untuk memiliki pemikiran negatif ketika hal “buruk” terjadi di dalam kehidupan kita. Kita seringkali marah atau kecewa kepada Tuhan: “Tuhan mengapa kamu membiarkan hal BURUK ini terjadi kepadaku!?” Namun sesungguhnya, “baik” atau “buruk” kita tidak benar-benar tau. Kita tidak bisa mengatakan suatu kejadian sebagai baik atau buruk ketika kita tidak dapat melihat gambaran penuhnya. Tetapi saya tau siapa yang dapat melihat dan juga memegang gambaran penuhnya, Dia adalah Tuhan kita. Percayalah kepadaNya dan kepada rancanganNya. Jadi jika suatu hal “buruk” terjadi kepadamu dan orang-orang mengatakan bahwa kamu tidaklah beruntung, berikanlah senyum-mu dan katakanlah: “Hmmm… Mungkin.”

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Bagaimana Respon Kita Sewaktu Masalah

Pada suatu hari, seorang gadis kecil datang ke ayahnya sambil menangis, “Ayah, aku sudah tidak kuat lagi! Rasanya masalah di dalam sekolah tidak ada hentinya datang ke dalam hidupku! Aku tidak tau apakah aku dapat menahan ini semua setiap hari!”
Sang ayah mengajak gadis ini masuk ke dalam dapur; lalu dia menyalakan kompor dan mendidihkan tiga panci berisi air. Satu panci diisinya dengan kentang, satu diisinya dengan telor, dan satunya lagi diisinya dengan biji kopi.
Ini membuat sang gadis kecil sangat kebingungan, “Apa yang sedang ayah lakukan?”
Tetapi sang ayah tidak mengatakan apa-apa kepada si gadis kecil. Dia hanya meminta si gadis kecil untuk bersabar. Setelah 10 menit, sang ayah mematikan kompor dan memindahkan kentang, telor, dan kopi itu dari panci.
Pertama, sang ayah meminta si gadis kecil untuk menekan kentang yang baru keluar dari air mendidih tersebut. Ketika si gadis kecil menekannya, ia terkejut, kentang itu menjadi sangat lembek—sehingga hancur tertekan.
Kedua, sang ayah meminta si gadis kecil untuk membuka cangkang telor. Ketika si gadis kecil membuka cangkangnya, ia melihat bahwa isi telor itu sudah matang, sehingga menjadi keras.
Ketiga, sang ayah meminta si gadis kecil untuk melihat hasil dari biji kopi yang direbus itu. Si gadis kecil melihat secangkir kopi harum yang sudah siap untuk diminum.


Si gadis kecil lalu bertanya, “Ayah, apa maksud dari semua ini?”
Sang ayah menjawab: “Anak-ku… Kentang, telor, dan kopi ini mengalami hal yang sama. Mereka dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Kentang yang awalnya keras menjadi lembek setelah dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Telor yang awalnya memiliki isi yang cair, isinya menjadi keras setelah dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Dan yang terakhir adalah biji kopi, biji kopi adalah yang paling menarik diantara ketiganya. Setelah mereka dimasukkan ke dalam air yang mendidih, mereka mengubah air mendidih itu menjadi sesuatu yang baru yang nikmat.
“Jadi… Yang manakah kamu?” tanya sang ayah kepada si gadis kecil.
Di dalam hidup, setiap orang pasti akan mengalami banyak permasalahan. Tetapi setiap orang akan memiliki respon yang berbeda-beda dalam menghadapi permasalahan tersebut. Ada yang akan berubah ke arah yang lebih baik, dan akan ada yang berubah ke arah yang lebih buruk. Kamu ingin jadi yang mana?
Hidup di dalam Tuhan bukanlah berarti akan bebas dari segala macam masalah. Hidup di dalam Tuhan adalah tentang menghadapi segala permasalahan bersamaNya. Belajarlah dari masalah yang kita hadapi… Dan ubahlah pengalaman dari menghadapi masalah tersebut menjadi sesuatu yang positif.
“Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya” (1 Petrus 5:10).

Monday, October 2, 2017

Ikan Kecil dan Air


Alkisah seorang ayah dan anaknya sedang berbincang ditepi sungai dan sang Ayah berkata kepada anaknya: Anak-ku lihatlah sungai itu , air begitu penting dalam kehidupan kita , tanpa air kita semua, manusia dan binatang tidak dapat melanjutkan hidup kita.

Pada saat bersamaan seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dan iapun menjadi gelisah karena tidak tahu apa dan dimana air itu berada. Ikan kecil pun mulai bertanya kepada ikan-ikan yang lain apakah air itu dan dimana dia berada serta mengapa orang dan seluruh binatang akan mati tanpa air. Namun tidak seekor iken pun mengetahui apakah dan dimana air itu.

Akhirnya setelah berjuang dan berenang melawan arus , Ikan kecil bertanya kepada seekor ikan yang sudah tua di hulu sungai dan Ikan tua pun menjawab anak-ku kamu tidak usah kuatir karena air ada disekeliling kita dan air adalah tempat kita hidup dan kita memang tidak dapat hidup tanpa air dan engkau bahkan tidak menyadarinya.


Illustrasi ini memberitahukan pada kita bhawasanya kita sering kali tidak menyadari anugerah Allah Yme. Kita berjuang hanya memperjuangkan harta semata demi kebahagiaan padahal kenahagiaan tidak bergantung pada harta yang kita kumpulkan melainkan kebahagiaan ada disekeliling kita manakala kita bisa menerima dan memanfaatkan apa yang sudah kita miliki bersama-sama orang-orang yang kita cintai.

(Sumber Gunadi Getol)

Tuesday, September 19, 2017

Cara Membangkitkan Motivasi dalam Diri Bawahan

"Anda hanya perlu motivasi. Semua modal untuk sukses sudah ada dalam diri Anda". Kalimat ini diucapkan oleh seorang pimpinan yang bijaksana dalam usahanya membangkitkan semangat dan gairah bawahannya. Pada praktiknya tidak mudah seorang pimpinan merangsang motivasi bawahannya.
Baik secara perseorangan maupun teamwork, motivasi adalah kunci dari kesuksesan. Ahli pengembangan diri Dewi Irawati, B.Sc. menyebutkan betapa pentingnya membangkitkan motivasi dalam sebuah tim kerja.
"Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan tertentu demi mencapai tujuan. Misalnya keinginan untuk mendapat nilai A, memotivasi seseorang untuk belajar lebih giat," ungkap Dewi.
Dijelaskan Dewi, manusia adalah makhluk yang memiliki keinginan. Keinginanan ini akan berakhir jika manusia tidak hidup lagi.
"Sebuah kebutuhan yang sudah tercapai tidak akan menjadi motivator lagi. Hanya kebutuhan yang belum tercapailah yang menjadi motivator seseorang," kata Dewi.
Pada awalnya, banyak ahli berpendapat bahwa hanya uang yang memotivasi seseorang dalam bekerja. Fakta membuktikan lain, ternyata motivasi kerja tidak melulu tentang uang. "Motivasi dalam bekerja bisa berbeda antara satu individu dengan yang lainnya," tutur Dewi.
Mengutip Alasdair White dari Managing of Performance, Dewi memberikan tips sepuluh cara membangkitkan motivasi bawahan agar bisa mencapai hasil kerja yang maksimal .
1. Seorang pemimpin harus memiliki motivasi sebelum memotivasi orang lain. Ia tidak dapat memotivasi orang lain jika dia sendiri tak memilikinya. Sikap seorang pemimpin akan berpengaruh langsung terhadap sikap karyawan. Oleh karena itu, pemimpin harus mengendalikan suasana hati dan menunjukkan hanya sikap yang positif dan menghindarkan hal-hal yang bersifat negatif.
2. Motivasi memerlukan tujuan. Anda harus mengetahui persis apa yang ingin dicapai. Dengan demikian, Anda akan termovasi.
3. Motivasi terbagi dalam dua tahapan. Pertama, mengindentifikasi tujuan masing-masing individu dalam tim. Kedua, menunjukkan cara untuk mencapainya.
4. Motivasi bisa berubah sewaktu-waktu. Melalui pertemuan, komunikasi yang baik dan dan jenis interaktif komunikatif lainnya, motivasi akan dapat dipertahankan secara konsisten.
5. Motivasi membutuhkan penghargaan. Menurut psikolog, motivasi orang yang bekerja keras banyak hanya untuk mendapatkan pengakuan atau penghargaan di depan publik pada saat yang tepat.
6. Partisipasi membangkitkan motivasi. Partisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan sangat motivatif. Setiap anggota akan termotivasi bila dilibatkan dalam kegiatan bersama.
7. Kemajuan yang dicapai mampu menciptakan motivasi karena kemajuan tersebut bisa memberikan arti yang sangat besar bagi setiap individu. Besarnya kemajuan yang dicapai oleh tim dan kontribusi kita sebagai angggota merupakan hal yang membanggakan.
8. Memenangkan persaingan. Persaingan akan membangkitkan motivasi bila semua orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk menang. Apabila peluang tidak sama, yang termotivasi hanyalah mereka yang berada di atas, sedangkan yang di bawah dan tak memiliki peluang tidak akan termotivasi.
9. Tiap individu memiliki potensi motivasi. Sebagai pemimpin, Anda harus mampu memunculkan potensi yang dimiliki orang yang Anda pimpin
10. Rasa memiliki akan mebangkitkan motivasi. Orang akan termotivasi untuk membangun usaha timnya bila ia merasa menjadi bagian dari tim.
,