Rumah tangga adalah tentang belajar. Salah satunya adalah belajar menyadari dan saling memenuhi hak dan kewajiban sebagai suami istri. Setiap kita, mau tidak mau dituntut untuk belajar hal tersebut demi kebahagiaan bersama.
Perasaan menerima semua kenyataan itu akan memberi ruang pemikiran yang lebih luas untuk mengatasi semua konflik dengan jalan kompromi, dan komunikasi yang sehat.
Hal itu bisa dilakukan pula lewat keterbukaan, kejujuran, dan pengenalan yang baik terhadap kondisi, situasi, waktu dan cara yang baik untuk menyampaikan pesan kepada pasangan.
Permasalahan apapun bisa diatasi dengan mengedepankan sikap yang dewasa, dan sabar.
Jika emosi meningkat, cobalah untuk meredamnya beberapa saat dengan diam sejenak. Jika suami atau istri sudah memulai dahulu dengan omelan, cobalah untuk menahan diri satu tingkat lebih.
Hal lain yang tidak boleh dilupakan dalam rumah tangga dan juga menjadi salah satu penetralisir konflik adalah rasa bersyukur. Rumah tangga akan terasa damai jika suami istri saling menyadari bagaimanapun kondisi pasangannya.
Kekurangan dan kelebihan itu adalah hal yang perlu disyukuri, karena bisa jadi dia lah pasangan yang paling tepat untuk kita.
Ketika ada hal-hal yang kurang pada pasangan, jangan buru-buru mengalihkan pandangan kepada yang lain
Cobalah sama-sama perbaiki, saling introspeksi, dan bersemangat dalam meningkatkan kebaikan dalam diri masing-masing.
Pernikahan indah bukan berarti lepas dari kesalahan dan kekurangan. Sebagai seorang manusia biasa, suami istri pasti pernah melakukan kesalahan dan atau tanpa sengaja menyakiti satu sama lain.
Namun dengan satu kata maaf yang ikhlas dari dalam hati dan kemakluman atas sebuah ketidak sempurnaan manusia, akan bisa mengurangi beban masalah itu sendiri.
Tidak ada salahnya jika kita mencoba mengesampingkan gengsi dan harga diri didepan pasangan. Toh, kita manusia biasa yang sama seperti pasangan. Dengan memaafkan bisa berarti kita memberi kesempatan pasangan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan memberikan kesempatan kepadanya untuk tidak mengulangi kesalahannya.
Selain itu, perasaan memaafkan adalah juga menjadi simbol ketulusan cinta kedua pasangan, dan hal ini adalah yang tak ternilai oleh apapun.
Dan akhirnya, Dengan pengelolaan yang cantik dalam hal kesadaran, perasaan hati dan sikap ketika terjadi konflik, justru akan memunculkan respek dan kemesraan ketika suami istri berhasil melalui semua itu. So, hadapi dan nikmati saja konfliknya.
Ingat sahabat ku, pasangan yang anda nikahi adalah seorang manusia, sepaket dengan kekurangan dan kelebihannya. Dia adalah bukan malaikat yang tanpa cela.
No comments:
Post a Comment