How high can you jump?
Dalam suatu percobaan, dimasukkan
seekor kutu ke dalam sebuah toples. Pada awalnya, kutu tersebut berusaha
melompat keluar sekuat tenaga, setinggi dan sesering mungkin. Setelah keluar
dari toples. Peneliti memasukkan dia kedalam toples yang tertutup. Kutu tetap
berusaha melompat keluar dari toples, namun apa daya setiap upayanya selalu
terbentu tutup toples. Semakin kuat lompatannya semakin terasa sakit kepalanya,
dan pada akhirnya semakin kuat pula keyakinannya ia tidak akan bisa keluar.
Suatu ketika ttu toples dibuka.
Sang kutu masih tetap mencoba melompat keluar, tetapi kini lompatannya tidak
sekencang dan tinggi lagi, hanya sampai ujung toples. Mereka tidak bisa keluar.
Inilah yang dinamakan self-limiting belief. Padahal jika kutu tersebut melompat
kencang dan tinggi seperti pertama kali, mereka pasti bisa keluar dari toples.
Kesimpulannya begitu sikutu mengkondisikan dirinya untuk melompat hanya
setinggi toples, hasilnya bisa anda tebak. Pikiran bawah sadarnya menerima
informasi dari pikiran sadarnya untuk melompat hanya sebatas tinggi toples
saja. Karena jika lebih hasilnya sama saja.
Kebanyakan manusia melakukan hal
yang sama dalam kehidupannya, mereka hidup dengan “membatasi” diri dan
tidak pernah mencapai potensi maksimalnya. Sama seperti kutu tadi, mereka
menganggap bahwa apa yang selama ini dilakukan dalam hidup telah maksimal.
Mereka telah mendapatkan “bayaran” secara maksimal sesuai yang mereka lakukan
selama ini. Padahal sesungguhnya, bisa jadi mereka telah berada didalamn
“toples” selama bertahun-tahun; sehebat apapun kerja yang mereka lakukan,
hasilnya hanya sampai pada tutup toples, dan mereka tidak menyadarinya sama
sekali.
Saya harap anda tidak termasuk bagian dari
mereka yang terkungkung didalam toples, jika ternyata anda telah menjadi bagian
dari mereka, mulai saat ini kuatkanlah tekad untuk melompat keluar dari
“toples” kehidupan anda.
No comments:
Post a Comment